HaloBro/Feature

Kampung Siaga Itu Gotong Royong Bukan Hanya Lockdown

Melawan Corona dan Mengatasi Masalah Pangan

BRO, Berbagai upaya Pemerintah untuk menyelesaikan pandemi Covid-19 telah dilakukan. Dari mulai imbauan perenggangan sosial hingga Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Selain itu, baru-baru ini Pemerintah Kota maupun Kabupaten mengimbau pemerintah tingkat Kecamatan hingga Rukun Warga (RW) untuk membentuk Kampung Siaga.

 

Melalui Kampung Siaga, masyarakat diharapkan dapat gotong royong dan saling membantu. Meski demikian, tidak sedikit yang masih kurang tepat dalam menjalankan Kampung Siaga dan justru hanya melakukan penguncian akses yang sering kita dengar dengan kata lockdown.

 

Bukan menyelesaikan masalah, lockdown di tingkat masyarakat justru melahirkan masalah baru. Dari mulai sulitnya akses warga hingga terbatasnya akses pedagang keliling yang menggantungkan hidupnya dari berjualan harian.

 

Berbeda dari keadaan tersebut, Kampung Siaga RW 09 dan 10 Desa Karanggan, Kecamatan Gunungputri Kabupaten Bogor, yang merupakan salah satu zona merah penyebaran Covid-19 di Kabupaten Bogor, Jawa Barat ini mencoba memberikan pengetahuan akan penanggulangan penyebaran virus dan kepedulian terhadap lingkungan sekitar.

 

Ketua Tim Satgas Kampung Siaga RW 09 dan 10 Desa Karanggan, Kecamatan Gunungputri, Kabupaten Bogor Robby Ale menyadari bahwa wabah tidak hanya menyerang kesehatan namun juga aktivitas perekonomian masyarakat, sehingga ketahanan pangan masing-masing warga juga dapat terdampak.

 

“Untuk mengedukasi dan membantu mempersiapkan warga dalam menghadapi corona, saya bersama pemuda dan warga RW 9 dan 10 Desa Karanggan berinisiatif untuk menerapkan program Kampung Siaga di desa ini, karena kami sadar selain mematuhi imbauan pemerintah pusat, warga setempat juga harus kompak merangkul sesama dalam menghadapi wabah ini,” jelas Robby yang juga bertugas sebagai Pendamping Kampung Siaga dari Bogor Rise Against Corona (Borac).

Lebih lanjut, Robby menjelaskan bahwa program Kampung Siaga di Desa Karanggan dimulai dengan pembatasan pintu akses wilayah, dari semula terdapat lima pintu akses menjadi hanya satu yang dibuka, guna memantau pergerakan warganya. Hal ini dilakukan demi menekan potensi penyebaran virus di dalam wilayah, lantaran Kecamatan Gunungputri merupakan daerah dengan jumlah pasien positif tertinggi di Kabupaten Bogor, yakni sebanyak 8 orang positif dan 22 PDP (Pasien Dalam Pengawasan), berdasarkan data dari Pemerintah Kabupaten Bogor pada 13 April 2020.

“Melalui program ini, kami juga ingin menunjukkan bahwa Kampung Siaga ideal untuk mencegah meluasnya penyebaran virus, dan ini bukanlah lockdown, karena pembatasan pintu akses bukan bertujuan untuk membatasi aktivitas warga, melainkan untuk memastikan orang yang masuk wilayah kami itu steril. Pintu akses selalu dijaga oleh petugas dari warga setempat yang memastikan setiap tamu atau pedagang yang memasuki desa kami menggunakan masker, membersihkan tangan dengan hand sanitizer, dan didisinfektasi propertinya terlebih dahulu bagi pedagang,” kata Robby saat ditemui Si Bro di kediamannya, Gunungputri Bogor, Selasan (14/4/2020).

Selain melakukan pembatasan pintu akses, melalui program ini warga RW 9&10 Desa Karanggan ini juga melakukan donasi bahan pokok bagi warga yang perekonomiannya terdampak pandemi, khususnya yang berprofesi sebagai pekerja harian seperti pedagang yang kini sepi pembeli, ojek daring, buruh yang dirumahkan, kuli bangunan, dan banyak lagi. Hingga kini, donasi dari warga setempat yang telah dikumpulkan secara kolektif selama dua minggu telah disalurkan kepada 21 Kepala Keluarga yang membutuhkan, dan akan terus berlanjut.

 

Kampung Siaga RW 910 Desa Karanggan yang sudah berjalan sejak 30 Maret 2020 ini juga memfasilitasi warga yang sedang merasa tidak sehat dan perlu mendapatkan perawatan, dengan melakukan koordinasi langsung dengan tim medis dari Puskesmas setempat dan juga Tim Medis Kabupaten Bogor, dari memantau kesehatannya melalui telepon hingga melakukan pengecekan secara langsung ke rumah warga yang sakit. Langkah ini diambil sebagai upaya untuk mencegah kemungkinan warga yang imunitas tubuhnya sedang lemah terpapar virus yang dibawa oleh orang luar, jika harus berkunjung ke puskesmas atau rumah sakit.

 

“Dengan semakin bertambahnya jumlah pasien COVID-19 di Indonesia yang sedang ditangani tenaga kesehatan kita, rumah sakit menjadi tempat yang berisiko bagi orang dengan imunitas tubuh yang sedang lemah, untuk itu kami mengimbau kepada seluruh warga untuk saling memantau keadaan tetangga sekitarnya agar bisa dilaporkan ke RT setempat dan Satgas Kampung Siaga jika ada yang terindikasi sedang tidak sehat, agar bisa dilakukan tindakan secara cepat. Kami juga membagikan masker kepada lansia sebagai bentuk menjaga orang tua kami,” lanjut Robby.

 

Untuk meningkatkan manfaat dari program ini, kedepannya Satgas Kampung Siaga RW 9&10 Desa Karanggan akan mengajak seluruh warga yang ekonominya berkecukupan untuk secara kolektif membantu keluarga dari warga yang tengah terdampak perekonomiannya, dengan inisiatif lanjutan berupa iuran dari tiga rumah untuk satu rumah yang terdampak. Dengan harapan bantuan kebutuhan pokok secara kolektif ini bisa menjaga ketahanan pangan keluarga yang perekonomiannya terdampak.

 

Mengingat akan mulai diberlakukannya PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) pada 15 April mendatang di Kabupaten Bogor, Robby berharap desa lain juga tergerak untuk menerapkan program Kampung Siaga sebagai inisiatif untuk membantu pemerintah dalam menekan penyebaran virus dan mempersiapkan masyarakat dalam menghadapi pandemi dan segala dampak buruk yang ditimbulkannya.

“Alhamdulillah kelima program ini terus berjalan. Dan saat ini kami sedang mematangkan konsep Lumbung Pangan,” tutupnya.

 

Penulis: R. Firliandoko

Editor: R. Firliandoko

Show More

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Back to top button